اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ، لا إِلهَ إِلاَّ اللهُ واللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ وَِللهِ الحَمْدُ

Gema takbir berkumandang malam ini, begitu menggetarkan hati. Lisan ini tiada mampu berhenti memuji kebesaran Allah. Tak terasa air mata membasahi pipi.

Teringat, 4 tahun lalu, saat pelaksanaan wukuf dalam pelaksanaan rangkaian ibadah haji. Dimana wukuf merupakan inti utama dalam rangkaian pelaksanaan ibadah haji yang dilakukan di Padang Arafah. Bila dalam rangkaian kegiatan haji jamaah tidak dapat melaksanakan wukuf dengan baik, maka tidak sah ibadah hajinya.

Alhamdulillah, saat itu saya bisa menyempurnakan pelaksanaan ibadah haji dengan wukuf yang dilaksanakan pada satu hari di siang hari pada tanggal 9 Dzulhijjah yang saat itu bertepatan dengan hari Minggu tanggal 11 Sepetember 2016.

Saya dan jemaah asal Indonesia lainnya menempati tenda-tenda yang terpasang di 52 maktab. Satu maktab berisi sekitar 3.500 jemaah dengan ragam kloter. Saya dan rombongan tiba satu hari menjelang pelaksanaan wukuf, yaitu pada tanggal 10 September 2016 dengan menggunakan Bis dari penginapan kami di Mekah.

Saat itu ada tiga jadwal pemberangkatan bus dari pemondokan kami di Mekah ke Arafah. Yaitu pada pukul 07.00-12.00 waktu Saudi. Kemudian pukul 12.00-16.00 waktu Saudi dan pukul 16.00 hingga jemaah terangkut semua ke Arafah. Saya kebagian yang sore hari yaitu jam 16.00. Masih teringat saat itu, karena berkejaran dengan waktu, para petugas haji terlihat begitu kerepotan saat beberapa rombongan jamaah haji tidak mau terpisah dari rombongannya yang lain dan ingin dalam satu bus. Hal ini mengakibatkan bus ada yang penuh berjejal dan ada yang kosong. Saya, termasuk yang tidak mau seperti itu, pada akhirnya, saya terpisah memisahkan diri dari rombongan dengan menaiki bus yang tidak hanya terisi oleh rombongan saya. Pikir saya, disana juga sudah jelas no maktab dan tenda kita yang mana. Alhamdulillah, saya bisa sampai Arafah dengan selamat dan di tenda berkumpul kembali dengan rombongan.

Aktivitas saya dan jamaah lainnya dalam tenda selanjutnya saat pelaksanaan wukuf adalah berdiam diri untuk mengevaluasi apa yang telah diperbuat saat itu selama belum dilaksanakannya wukuf, berzikir, berdoa, membaca Al-Qur'an, Asmaul husna dan ibadah lainnya. Air mata tak dapat terbendung selama pelaksanaan wukuf berlangsung. Segala doa terbaik dipanjatkan, permohonan ampunan dipanjatkan dengan harapan Allah mengabulkan segala permohonan.

Saat itu, saya dan para jamaah lainnya berdiam diri di Padang Arafah sejak matahari tergelincir pada 9 Dzulhijjah hingga terbitnya fajar pada 10 Dzulhijjah 1437 H.

Alhamdulillah, all prise is for Allah for the best moment Pilgrim of Hajj 2016. Terima kasih ya Allah.

Foto saat kami di penginapan di Mekah menunggu bus keberangkatan ke Padang Arafah pada hari Sabtu, 10 September 2016.

Foto pelaksanaan wukuf di Padang Arafah. Dimana mulai tahun 2016, pelayanan pelaksanaan wukuf meningkat. Fasilitas toilet semakin banyak, sehingga tidak terlalu mengantri. Adanya pendingin ruangan dalam tenda yang memadai. Makanan dan minuman yang bergizi terpenuhi melimpah ruah.

Foto setelah wukuf di Arafah hingga matahari terbenam, untuk selanjutnya saya dan jamaah haji bergerak menuju le Muzdalifah untuk menjalani prosesi mabit sambil mengumpulkan batu kerikil untuk melempar jumroh.

#Tantangan_Hari_Ke_23/H55/H110

#Tulisan_Ke_194

#Tantangan_365_Hari_Menulis

#Jum'at_31_Juli_2020