TETAPLAH BERBUAT BAIK!
Seorang rekan yang smart, dalam sebuah kesempatan pernah menyampaikan," Komentar atau chat seseorang di grup whatsapp bisa menunjukkan kualitas diri seseorang". Beberapa minggu lalu, di sebuah grup whatsapp beranggotakan ratusan anggota Se-Indonesia, admin grup tersebut menyampaikan hal yang sama.
Saya termasuk yang setuju dengan pernyataaan tersebut, tanpa bermaksud mengecilkan siapa pun. Namun, benar adanya kadang terlihat di sebuah grup itu " hanya akan komentar chat orang yang dianggapnya 'balad', kalau bukan 'baladnya abaikan saja' ". Bahkan kadang chat yang "berisi" kalah jadi topik diskusi dibandingkan chat yang "biasa saja". Bagi saya pribadi, woles kalau bahasa gaul jaman sekarang, alias selow, santuy saja saat chat atau info yang saya share hanya digubris oleh beberapa orang, karena tidak semua harus memberikan komentar, cukup saya klik info dan terlihat, "oh sebenarnya mereka membaca", yang terpenting info tersampaikan, ingat pesan salah satu rekan dalam ceramahnya, "sampaikanlah walau hanya 1 ayat".
Namun kadang, ada saja yang komentar "julid" kadang "milaraan" atau bahasa sundanya "ngaliarkeun taleus ateul" dengan "info/ilmu yang kita share", bahkan berujung mengadu domba. Diam adalah pilihan tepat, karena Allah maha tahu, tidak akan tertukar memberikan pahala. Diam, bukan berarti kita lemah, justru menunjukkan kekuatan kita untuk "tidak saruana".
Seorang penceramah pernah menyampaikan bahwa, "teko mengeluarkan isi teko". Sampai sini kita paham, apa yang dikeluarkan seseorang menggambarkan isi kepalanya, jadi senyum dan bersabarlah. Prinsip saya "tetaplah berbuat baik walaupun kebaikan kita tidak dihargai, karena penilaian Allah yang utama, jangan membalas keburukan orang lain dengan keburukan lagi, balaslah dengan kebaikan".
Ingat pesan AA Gym, "Jangan berharap dipuji-i dan diterimkasih-i". Tetaplah lakukan yang terbaik, dengan selalu "membiasakan yang benar bukan membenarkan yang biasa", seperti nasehat seorang kawan yang selalu saya ingat.
Beberapa kawan memberikan dukungan dan menguatkan lewat chat japri whatsapp, "Sabar, saya selama ini juga sama, saya memilih diam, karena saya tidak mau jadi sakit oleh hal tersebut, saya punya anak yang harus saya urus, kalau saya sakit karena perilaku buruk orang terhadap saya, kasihan anak-anak saya". Ternyata bukan hanya ke saya saja, namun orang lain bisa lebih sabar menghadapinya, saya masih harus belajar banyak. Terima kasih kawan! Ternyata masih banyak yang peduli, dari segelintir orang yang tidak suka dengan "kebaikan" yang kita lakukan, dengan karya yang kita buat.
Dalam hidup ini ada "like and dislike", tidaklah mungkin membuat "semua orang menyukai kita", siapalah diri ini, pasti akan ada yang tidak suka walaupun kebaikan yang kita lakukan, selalu akan dipandangnya sebagai sebuah "keburukan" bagi yang tidak menyukai kita. Tetap semangat berbuat baik!
Salam Literasi
Widayanti
Purwakarta, 24 November 2020
Tulisan Ke-329
H2/H230
Widayanti78.gurusiana.id
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
wah, tul;isan bunda selalu menambah wawasan dan terispirasi, termotivasi.. keren bun. Sukses selalu. Salam literasi
Alhamdulillah. Terima kasih. Barokalloh
Keren bunda sangat inspiratif,salam literasi
Terima kasih ilmunya ibu.Bertambah lg ilmu sy hr ini.Sukses selalu buat bu Hj Wida!
Alhamdulillah. Terima kasih Bu Hj. Barokalloh. Saya masih banyak belajar.